Katak "Bertanduk" hingga Begonia Batak, "Harta Karun" Indonesia yang Terungkap Tahun 2014
Posted by Unknown on 11:58 PM with No comments
Spesies hewan dan tumbuhan yang cantik, unik,
dan aneh terungkap lewat ketekunan taksonom Indonesia dalam
mengidentifikasi. Dari ragam spesies yang ditemukan, berikut beberapa
yang paling menarik.
Katak Bertanduk
Polypedates pseudotilophus
Katak ini ditemukan oleh ahli herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy. Nama spesies katak itu adalah Polypedates pseudotilophus.
Sebelumnya, spesies katak bertanduk yang ditemukan di bumi Sumatera (P pseudotilophus) ini dianggap jenis yang sama dengan yang di Kalimantan (P otilophus). Namun, analisis genetik dan morfologi mengungkap bahwa keduanya berbeda.
"Tanduk" yang dimiliki oleh P pseudotilophus sejatinya adalah tonjolan tulang di kepala. Tonjolan ini salah satunya berfungsi untuk melindungi diri dari mangsa.
Bunglon Berleher Ungu dan Jahitan Punggung
Pseudocalotes guttalineatus
Tahun 2014, Indonesia punya tiga jenis bunglon baru. Ketiganya ditemukan di kawasan Bukit Barisan, Sumatera. Ketiganya juga ditemukan oleh Amir Hamidy.
Spesies pertama dinamai Pseudocalotes cybelidermus, disebut bunglon berleher ungu. Jenis kedua disebut P guttalineatus mempunyai ciri unik berupa pola garis putus-putus berwarna kebiruan pada bagian leher.
Jenis ketiga dinamai P rhammanotus, punya punya karakter khas berupa sisik menonjol di bagian punggung, disebut bunglon dengan jahitan punggung.
Begonia "Bermarga" Siregar
Begonia siregarii
Begonia dengan nama Siregar adalah salah satu dari dua begonia baru yang ditemukan oleh ahli botani LIPI, Wisnu Handoyo Ardi.
Begonia siregarii, demikian nama ilmiah bunga itu, ditemukan di Tana Toraja. Nama tanaman setinggi 1 meter ini diambil dari nama Kepala Kebun raya Bogor periode 2009-2014, Mustaid Siregar.
Begonia ini memiliki tepian daun yang bergerigi, tangkai perbungaan betina yang lebih panjang dan tepian tenda bunga betina yang rata.
Satu spesies lagi yang ditemukan adalah Begonia gambutensis, memiliki kekhasan berupa warna rambut-rambut halus yang terdapat pada batang dan daunnya. Bunga ini ditemukan di Gunung Gambuta, Sulawesi.
Burung Sikatan dari Sulawesi
Muscicapa sodhii
Butuh waktu lama untuk mengungkap identitas burung sikatan baru dari Sulawesi dengan nama Muscicapa sodhii ini, 17 tahun!
Burung ini pertama kali dijumpai pada tahun 1997 dan baru dikoleksi pada tahun 2012 untuk proses identifikasi. Tim Michigan State University dan LIPI sukses menguak dientitasnya sebagai identitasnya sebagai jenis baru setelah melakukan analisis morfologi dan genetik.
M sodhii punya bulu dengan bintik-bintik pada bagian lehernya, ekor yang lebih pendek dengan jenis lain, serta paruh yang lebih tajam.
Ular Berbisa dari Sumatera
Trimeresurus gunaleni
Ular yang ditemukan bernama Trimeresurus gunaleni. Namanya diambil dari nama pembiak dan fotografer asal Jakarta, Danny Gunalen.
Spesies ular ini ditemukan lewat kerjasama sejumlah ilmuwan, salah satunya Irvan Sidik dari LIPI. Jenis ini ditemukan di hutan wilayah Sumatera Barat, di hutan pada ketinggian 1.500 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut.
Ular ini punya corak hitam hijau yang unik, dengan dominasi warna hijau.
Kumbang yang "Hilang" sejak Tahun 1920
Trigonopterus amphoralis, itulah jenis kumbang baru yang ditemukan. Jenis ini sebenarnya sudah ada di Museum Zoologi Bogor sejak tahun 1920, namun dikatakan "hilang".
Jenis ini ditemukan lewat analisis genetik yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan, termasuk Yayuk Suhardjono dan Cahyo Rahmadi dari LIPI. Kumbang ini berasal dari Bukit Barisan dan Pantai Pedada, Lampung.
Punya ukuran panjang sekitar 3,02 mm, kumbang ini punya warna dominan hitam dengan antena dan kaki berwarna karat.
Katak Bertanduk
Katak ini ditemukan oleh ahli herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy. Nama spesies katak itu adalah Polypedates pseudotilophus.
Sebelumnya, spesies katak bertanduk yang ditemukan di bumi Sumatera (P pseudotilophus) ini dianggap jenis yang sama dengan yang di Kalimantan (P otilophus). Namun, analisis genetik dan morfologi mengungkap bahwa keduanya berbeda.
"Tanduk" yang dimiliki oleh P pseudotilophus sejatinya adalah tonjolan tulang di kepala. Tonjolan ini salah satunya berfungsi untuk melindungi diri dari mangsa.
Bunglon Berleher Ungu dan Jahitan Punggung
Tahun 2014, Indonesia punya tiga jenis bunglon baru. Ketiganya ditemukan di kawasan Bukit Barisan, Sumatera. Ketiganya juga ditemukan oleh Amir Hamidy.
Spesies pertama dinamai Pseudocalotes cybelidermus, disebut bunglon berleher ungu. Jenis kedua disebut P guttalineatus mempunyai ciri unik berupa pola garis putus-putus berwarna kebiruan pada bagian leher.
Jenis ketiga dinamai P rhammanotus, punya punya karakter khas berupa sisik menonjol di bagian punggung, disebut bunglon dengan jahitan punggung.
Begonia "Bermarga" Siregar
Begonia dengan nama Siregar adalah salah satu dari dua begonia baru yang ditemukan oleh ahli botani LIPI, Wisnu Handoyo Ardi.
Begonia siregarii, demikian nama ilmiah bunga itu, ditemukan di Tana Toraja. Nama tanaman setinggi 1 meter ini diambil dari nama Kepala Kebun raya Bogor periode 2009-2014, Mustaid Siregar.
Begonia ini memiliki tepian daun yang bergerigi, tangkai perbungaan betina yang lebih panjang dan tepian tenda bunga betina yang rata.
Satu spesies lagi yang ditemukan adalah Begonia gambutensis, memiliki kekhasan berupa warna rambut-rambut halus yang terdapat pada batang dan daunnya. Bunga ini ditemukan di Gunung Gambuta, Sulawesi.
Burung Sikatan dari Sulawesi
Butuh waktu lama untuk mengungkap identitas burung sikatan baru dari Sulawesi dengan nama Muscicapa sodhii ini, 17 tahun!
Burung ini pertama kali dijumpai pada tahun 1997 dan baru dikoleksi pada tahun 2012 untuk proses identifikasi. Tim Michigan State University dan LIPI sukses menguak dientitasnya sebagai identitasnya sebagai jenis baru setelah melakukan analisis morfologi dan genetik.
M sodhii punya bulu dengan bintik-bintik pada bagian lehernya, ekor yang lebih pendek dengan jenis lain, serta paruh yang lebih tajam.
Ular Berbisa dari Sumatera
Ular yang ditemukan bernama Trimeresurus gunaleni. Namanya diambil dari nama pembiak dan fotografer asal Jakarta, Danny Gunalen.
Spesies ular ini ditemukan lewat kerjasama sejumlah ilmuwan, salah satunya Irvan Sidik dari LIPI. Jenis ini ditemukan di hutan wilayah Sumatera Barat, di hutan pada ketinggian 1.500 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut.
Ular ini punya corak hitam hijau yang unik, dengan dominasi warna hijau.
Kumbang yang "Hilang" sejak Tahun 1920
Trigonopterus amphoralis, itulah jenis kumbang baru yang ditemukan. Jenis ini sebenarnya sudah ada di Museum Zoologi Bogor sejak tahun 1920, namun dikatakan "hilang".
Jenis ini ditemukan lewat analisis genetik yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan, termasuk Yayuk Suhardjono dan Cahyo Rahmadi dari LIPI. Kumbang ini berasal dari Bukit Barisan dan Pantai Pedada, Lampung.
Punya ukuran panjang sekitar 3,02 mm, kumbang ini punya warna dominan hitam dengan antena dan kaki berwarna karat.
0 comments:
Post a Comment